Kontras antara Maria dan Marta dalam perikop yang kita baca hari ini, bukanlah kontras antara percaya dan tidak percaya kepada Yesus. Bukan juga kontras antara seorang yang melayani Yesus dan yang lain tidak. Kontras antara Maria dan Marta lebih kepada kontras antara seorang yang diam duduk mendengarkan Yesus dengan seorang yang sibuk melakukan hal-hal lain. Kontras antara seorang yang sedang sibuk melayani dengan seorang yang sedang berdiam diri untuk mendengarkan Sabda Yesus. Tuhan Yesus lebih berkenan kepada Maria bukan karena Marta tidak percaya kepada-Nya atau karena kurang baik dalam melayani-Nya, tetapi karena Maria memiliki hati yang mau mendengarkan firman yang keluar secara langsung dari mulut Yesus, Sang Mesias itu sendiri. Hal ini jauh lebih berharga dari segala hal di dalam dunia ini. Hati yang sulit mendengarkan adalah bukan hati yang tidak percaya akan firman Tuhan, tetapi hati yang terburu-buru, hati yang dangkal, dan hati yang terbagi-bagi. Maka benarlah apa yang dikatakan oleh Richard Foster bahwa, “Dalam masyarakat ini, musuh utama kita ada 3: kebisingan, keadaan terburu-buru, dan kerumunan orang.”
Pertanyaannya adalah bagaiama caranya supaya kita dapat memiliki hati yang mendengarkan terhadap firman Tuhan seperti Maria? Untuk memiliki hati yang mendengarkan terhadap Sabda Tuhan tidak lain adalah kita harus mengembangkan disiplin untuk berdiam diri dan kesendirian agar bisa mendengarkan dengan mendalam. Henri Nouwen berkata, “Tanpa kesendirian pasti mustahil menjalani kehidupan rohani.” Seringkali ketika kita saat teduh, meskipun waktu dan suasananya teduh karena mungkin kita lakukan di pagi atau malam hari di tempat yang sunyi, namun terkadang hati kitalah yang tidak teduh. Sebelum tubuh kita beraktivitas, acapkali hati kita sudah sibuk untuk membuat rencana yang akan kita lakukan, mengkhawatirkan berbagai hal dan memikirkan yang belum terjadi. Alangkah ironisnya ketika fisik kita ada dihadapan Allah, tetapi hati dan jiwa kita sedang sibuk berkelana di tempat lain.
Pikirkanlah hal-hal apa saja yang seringkali membuat kita tidak dapat berdiam diri dan berkonsentrasi untuk mendengarkan Tuhan berbicara kepada kita. Milikilah gairah terhadap firman Allah yang hidup supaya kita semakin berkenan kepada-Nya dan menghasilkan pertumbuhan dalam pengenalan akan Allah.