Tuesday, December 12, 2006

Hidup, Padahal Mati!

Wahyu 3:1-6

“Dan tuliskanlah kepada malaikat jemaat di Sardis: Inilah firman Dia, yang memiliki ketujuh Roh Allah dan ketujuh bintang itu: Aku tahu segala pekerjaanmu: engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!” (Why. 3:1)

Dari ketujuh jemaat yang menerima firman Tuhan melalui Yohanes, ada dua jemaat yang sama sekali tidak mendapat pujian dari Tuhan Yesus, yaitu jemaat Sardis dan Laodikia. Kelihatannya mereka telah jatuh terlalu dalam, sehingga Tuhan Yesus sangat mengecam mereka. Walaupun beberapa jemaat yang lain juga dicela oleh Tuhan Yesus, namun masih ada beberapa pujian yang diberikan kepada mereka. Sementara kedua jemaat ini hanya mendapatkan celaan tanpa pujian. Khususnya jemaat Sardis Tuhan memberi predikat kepada mereka, ”engkau dikatakan hidup, padahal engkau mati!” Apa sebenarnya kesalahan mereka sehingga mereka dikatakan hidup, padahal mati.

Seperti kita ketahui bahwa selain penderitaan dan pengajaran palsu, salah satu situasi yang dihadapi oleh ketujuh jemaat ini adalah adanya orang-orang yang mencari kenyamanan dan kepuasan hidup karena materi. Pada waktu itu setiap orang yang bekerja atau berusaha harus menjadi anggota ”serikat kerja” kalau mau usahanya maju. Ternyata dalam ”serikat kerja” ini memiliki tata cara dan pertemuan sendiri, yang biasanya ada upacara penyembahan dewa dan tindakan amoralitas. Maka waktu itu ada pengajaran palsu yang mengajak untuk kompromi dengan penyembahan berhala dan tindakan amoralitas, supaya tidak menderita secara ekonomi atau materi. Jemaat Sardis kelihatannya benar-benar sudah kompromi dengan dosa, demi mendapatkan kenyamanan dan kepuasan hidup karena materi. Bahkan dalam ay. 4 dikatakan bahwa hanya ”beberapa orang” yang tidak mencemarkan pakainnya (yang tidak kompromi dengan dosa). Kelihatanya mereka masih hidup, bahkan memiliki kenyamanan hidup, tetapi sesungguhnya mereka telah mati secara rohani. Mereka hidup, padahal mati!

Kondisi jemaat Sardis ini sangat relevan dengan kita juga, karena hal yang sangat perpeluang menggantikan posisi Tuhan dalam hidup kita adalah materi. Mungkin kita tidak secara langsung kompromi dengan dosa di dalam usaha kita. Namun bukankah usaha kita dalam mencari materi melebihi usaha kita dalam mencari Tuhan. Bahkan tidak jarang kita berkata, saya belum ada waktu melayani karena terlalu sibuk dengan usaha saya. Biarkan saya mengejar kesuksesan selagi saya masih muda, pelayanan nanti saja. Ingat, jangan sampai Tuhan menyebut kita, ”hidup, padahal mati!”

Mencari materi dapat membuat hidup menjadi mati, tetapi mecari Tuhan bikin hidup lebih hidup!

1 comment:

ChiKa ^^ said...

"Mencari materi dapat membuat hidup menjadi mati, tetapi mecari Tuhan bikin hidup lebih hidup!"
-Slogan yang bagus!
i think that's right!! ak ndiri udah ngerasain, saat hidup bersama Tuhan, ditengah badai kaya apapun, ak tetep punya pengharapan. bahkan setiap pagi, ak slalu bertanya2..
"Hmm.. petualangan seru apa ya yang bakalan ak lewatin hari ini bersama Tuhan?? =)"

Tuhan..jangan biarkan aku jauh dariMU..karna ak ga bisa hidup tanpa Mu..><

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...