Nats:
Yohanes
17:11-19
Ayat Mas:
“Dan Aku tidak ada lagi di dalam dunia, tetapi mereka
masih ada di dalam dunia, dan Aku datang kepada-Mu. Ya Bapa yang kudus,
peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan
kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita” (Yohanes 17:11).
PENDALAMAN
Ketika Tuhan Yesus berdoa dalam bagian ini, secara sederhana Doa Tuhan
Yesus adalah bagaimana para murid seharusnya berelasi seorang dengan yang lain dan dengan dunia (orang-orang) yang tak percaya.
Tuhan Yesus berdoa supaya murid-murid-Nya menjadi “satu.” Ia tahu para murid akan
mengalami banyak pencobaan dan ujian. Mereka akan jatuh dalam kegagalan dan
keegoan. Tuhan tahu bahwa kita mudah sekali pecah, karena masalah doktrin,
warna kulit,
bahkan karena masalah warna ruangan dan karpet. Kita rentan sekali dengan
perpecahan. Seorang Puritan bernama Thomas Brookes pernah berujar, “Jika
serigala curiga pada seekor domba adalah tak heran, tetapi jika domba curiga
pada sesama domba, itu tidak biasa dan mengerikan!”
Tuhan Yesus membangun kesatuan
para murid dengan rasa aman dengan menunjukkan hidup-Nya dan pengajaran akan
kepribadian dan karakter Allah Bapa. Semakin para murid mengerti karakter dan
sifat Allah Bapa, semakin mereka seharusnya menjaga dan memelihara
kesatuan. Semakin kita mengenal Kristus,
semakin kita ditarik kepada-Nya, dan semakin kita ditarik seorang kepada yang lain. Ketika Tuhan Yesus berdoa
tentang keseluruhan karakter Allah Bapa di hadapan para Murid,
tekanannya pada KeBapaan Allah, “Holy Father, keep them in Your name.”
Perenungan ini sangat penting, jika kita punya Allah Bapa yang satu dan sama,
apakah kita bisa mengasihi saudara-saudara (murid-murid Kristus) yang lain.
Atau, kita malah memupuk karakter kecurigaan yang terus-menerus sehingga inilah
yang memecah kesatuan. Ketika Yesus berdoa untuk kesatuan murid Tuhan. Ia
secara konstan menghendaki supaya para murid bertumbuh di dalam pengenalan akan Allah, khususnya tentang keBapaan-Nya. Jika kita memelihara
kesatuan, hasilnya apa? Sukacita!
Para murid dipanggil untuk SATU
MISI. “Sama seperti Engkau telah mengutus Aku ke dalam dunia, demikian pula Aku
telah mengutus mereka ke dalam dunia” (Yohanes 17:18). Metode misi-Nya adalah pengudusan
yang meliputi dua gagasan: pertama, “kita dijadikan kudus” dan kedua,
“kita dipisahkan untuk pelayanan.” Kita dikuduskan dan dipisahkan untuk pelayanan dengan menerapkan
Firman Allah. Kita dipanggil bukan untuk terisolasi
(terpisah dari dunia), atau berasimilasi
(bercampur dengan dunia), tetapi bermisi
(bersaksi bagi dunia). Misi ini berbahaya! Berisiko! Namun dengan pertolongan
Juruselamat, kita mampu melakukan hal ini.
Apakah kita sudah memelihara kesatuan di dalam Tubuh
Kristus? Apa halangan-halangan dalam kesatuan? Ke
mana energi kita dihabiskan? Misi atau ambisi?
Berdoalah untuk kesatuan anggota Tubuh Kristus, dimulai
dari pelayan Tuhan. Doakan supaya energi kita dihabiskan untuk bermisi bukan
untuk mengurus perpecahan.
Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.