Friday, May 11, 2007

Berkat Yang Menjadi Berkat

Mazmur 67

“Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takut akan Dia!”(Mzm. 67:8)

Berkat Tuhan, entahkah secara materi atau rohani adalah anugerah Allah dalam hidup orang-orang percaya. Orang-orang percaya diberi hak istimewa untuk menerima dan menikmati berkat Tuhan dalam kehidupan mereka. Maka ketika kita juga berbicara tentang berkat Tuhan, kita mulai berfokus pada diri kita yang meneriman berkat dan Tuhan yang memberi berkat. Bahkan ketika kita bersyukur atas berkat Tuhan dalam hidup kita, yang menjadi temanya adalah “saya” yang telah menerima berkat bersyukur kepada Tuhan yang memberi berkat. Namun, pernahkah terpikir oleh kita bahwa berkat Tuhan yang kita terima bukan hanya berfokus pada diri kita, tetapi memberi kesaksian kepada orang lain. Apakah melalui berkat yang kita terima membuat orang lain takut akan Tuhan dan bersyukur kepada-Nya? Apakah berkat yang kita terima menjadi berkat buat orang lain?

Mazmur 67 ini mengingatkan kita bahwa berkat Tuhan tidak semata-mata berpusat pada diri kita, tetapi juga menyangkut bangsa-bangsa lain yang menyaksikannya. Ternyata tujuan berkat itu sendiri tidak berhenti pada diri kita, tetapi memberi kesaksian kepada orang lain (atau dalam konteks perikop ini adalah bangsa lain). Ketika pemazmur bersyukur kepada Allah atas berkat-Nya, berulang kali dia mengatakan “Kiranya bangsa-bangsa (suku-suku bangsa) bersyukur kepada-Mu.” Bahkan dia mengakhiri perikop ini dengan mengatakan, “Allah memberkati kita; kiranya segala ujung bumi takut akan Dia!” (ay. 8). Dengan demikian setiap berkat yang kita terima dari Tuhan adalah sebagai alat untuk kemuliaan Tuhan, sehingga melaluinya orang lain boleh datang, percaya, dan takut pada Tuhan.

Sudahkah berkat yang kita terima dari Tuhan menjadi berkat buat orang lain? Mungkin kita bertanya, lalu bagaimana caranya supaya berkat yang saya terima menjadi berkat bagi orang lain? Sebenarnya ada banyak hal yang bisa kita lakukan sehingga berkat itu menjadi berkat buat orang lain. Secara praktis misalnya, berkat rohani yang kita terima bisa kita saksikan kepada orang lain. Atau waktu kita menerima berkat secara materi, penggunaannya harus menjadi saksi buat orang lain, bukan menjadi batu sandungan. Berkat yang kita terima bukan untuk menunjukkan kehebatan kita, tetapi untuk menunjukkan bahwa Allah sungguh ada dan berkuasa atas bumi, sehingga orang lain datang menyembah-Nya.

Menerima berkat adalah suatu kebahagiaan, tetapi berkat yang menjadi berkat adalah kebahagian besar.

No comments:

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...