Saturday, December 23, 2006

Kesaksian Kristen di Tengah Krisis

Wahyu 11:1-14

“Dan Aku akan memberi tugas kepada dua saksi-Ku, supaya mereka bernubuat sambil berkabung, seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.” (Why. 11:3)

Ketika situasi lancar, tidak ada masalah, penderitaan, dan krisis, mungkin setiap kita dengan mudah akan memberi kesaksian yang baik dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Dalam situasi yang baik dan tanpa tantangan, kita dengan mudah mempertahankan iman kita. Tetapi bagaimana kalau dalam keadaan krisis? Bagaimana kalau hidup penuh tantangan, penderitaan – bahkan mungkin pederitaan yang diakibatkan karena kita orang Kristen? Apakah kita masih tetap setia, bersaksi tentang iman kita, atau malah sebaliknya kita tidak setia dengan iman kita oleh karena beratnya penderitaan yang kita alami.

Perikop ini menceritakan bahwa ada dua saksi yang diutus oleh Tuhan Yesus untuk bernubuat – memberi kesaksian tentang-Nya. Tetapi mereka diutus bukan dalam situasi yang baik dan aman, tetapi dalam situasi krisis di mana dipenuhi oleh musush-musuh yang ingin memerangi mereka. Dalam perikop ini digambarkan bahwa si setan yang digambarkan dengan binatang yang keluar dari jurang maut memerangi mereka. Dan kelihatannya ada perlawanan antara kedua saksi ini dengan kuasa maut itu. Dalam situasi seperti inilah kesaksian mereka diuji. Ternnyata di tengah-tengah situasi krisis ini mereka setia pada kesaksian mereka, bahkan setia sampai mati. Dikatakan bahwa mereka berhasil menjalankan dan menyelesaikan kesaksian mereka dan di akhir kesaksian mereka, sang binatang yang keluar dari jurang maut itu mengalahkan dan membunuh mereka. Sampai peristiwa ini sepertinya mereka kalah dan binatang itu menang. Orang-orang bergembira, bersukacita dan berpesta melihat kekalahan mereka. Tetapi itu bukanlah akhir. Yang menjadi akhirnya adalah mereka dibenarkan, dibangkitkan dan diangkat ke langit (bisa menggambarkan sorga) dengan disaksikan oleh musuh-musuh mereka.

Waktu kita membaca atau mendengarkan kisah ini kita terpana dan terkagum-kagum. Namun acapkali ini hanya menjadi cerita usang, legenda yang tidak pernah menjadi teladan dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Ingat, kesaksian kita dan kesetiaan kita akan teruji ketika kita menghadapi situasi krisis. Mampukah kita mempertahankan kesaksian kita sebagai orang Kristen di tengah-tengah krisis zaman ini? Di tengah-tengah persaingan hidup yang begitu ketat, di tengah persaingan bisnis yang kotor, di tengah situasi yang kacau-balau dan tidak menentu ini? Adakah ketika Tuhan datang, Dia menemukan kita sebagai saksi-Nya yang setia atau saksi yang mengkhianati Dia?

Penderitaan karena kesaksian kita, tidak lebih besar dengan pembenaran kita kelak.

No comments:

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...