Thursday, March 21, 2019

Grace Based Parenting: F okus pada karakter Allah Bapa

Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.

Nats:
Kolose 3:12-14

Ayat Mas:
“Karena itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya, kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran.” (Kolose 3:12)

Karakter seperti apakah yang ada dalam diri kita sebagai orang tua sehingga menjadi teladan untuk anak-anak kita?

REFLEKSI:
                Sukacita yang menggairahkan dan dukacita yang menyedihkan mungkin bisa datang dari sumber yang sama: anak-anak kita. Sebagai orang tua kita menyadari bahwa membesarkan anak-anak adalah perjalanan yang penuh resiko. Allah Bapa, Sang Pencipta, yang penuh kuasa membawa setiap kita memasuki jagad raya dimulai dari seorang bayi yang tak berdaya, secara penuh bergantung pada orang lain (orang tua). Satu tanggung jawab bagi orang tua adalah membesarkan anak-anak untuk memiliki karakter seperti yang Allah inginkan.
                Banyak orang tua bergumul membesarkan anak di tengah jaman yang penuh godaan ini. Anak-anak berada di dunia yang tidak kudus. Teman sebaya dan tekanan media mempengaruhi banyak hal. Anak-anak dibombardir dengan penyalah gunaan obat terlarang, sex dan kekerasan. Seringkali orang tua merasa tak berdaya ketika harus membesarkan anak-anak dengan tantangan yang lebih besar dari waktu ke waktu
                Ketika anak-anak kehilangan teladan di tengah dunia yang penuh cobaan, ke mana mereka mencari pertama-tama? Teladan yang mereka perlu dapatkan dimulai dari: rumah (keluarga). Orang tua sebagai wakil Allah di rumah. Ketika anak-anak masih kecil dan butuh hal yang serba kelihatan (visual), semua diamati dengan yang bisa dilihat dan dirasakan. Ketika mereka tak bisa melihat Allah yang kelihatan, mereka akan mulai menggambarkan dengan apa yang bisa dilihat.
                Suatu kali sekelompok anak diminta menggambarkan Allah oleh guru Sekolah Minggunya. Anak-anak mulai menggambarkan Allah sesuai dengan imajinasi dan kreasi mereka. Tapi ada satu anak menggambarkan Allah lain daripada yang lain. Kepalanya botak, perutnya buncit dan membawa pentungan untuk memukul. Sang guru kaget dan  bertanya, mengapa anak ini menggambar Allah seperti itu. Anak ini dengan polos menjawab, bukan kah sang guru pernah mengajar, “Bayangkan lah Allah itu seperti papamu, di rumah”.  Karena Allah adalah seperti bapa.  Gambaran Allah pada seorang anak bisa dibangun atau dirusak sangat bergantung dari relasinya dengan orang tua (khususnya ayah).
                Penting sekali orang tua mendemonstrasikan karakter Allah karena di sanalah anak merasakan dengan nyata kasih Bapa. Paulus memberikan daftar karakter yang seharusnya menjadi karaker orang tua, karakter inilah sekaligus akan menjadi teladan bagi anak-anak. Orang tua sering berpikir, saya harus mencari sekolah terbaik untuk anak-anak saya, gereja yang sehat untuk anak-anak saya, tetapi lupa ada pendidikan karakter yang secara langsung mereka harus dapatkan yaitu di dalam keluarga.
                Karakter orang tua yang seharusnya ditampilkan, adalah: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan kesabaran. Teladan sehari-hari yang anak-anak akan lihat langsung dari orang tua. Bagaimana orang tua memperlakukan pembantu dan supir di rumah? Ucapan apa yang sering dilontarkan kepada karyawan? Cerita apa yang dibawa sepulang gereja? Kata-kata apa yang sering diucapkan kepada orang lain. Anak-anak akan mengamati perilaku orang tua.
                Orang tua bisa meninggalkan warisan yang berharga secara materi. Namun warisan itu lama-lama akan habis. Namun ada warisan yang tetap hidup dalam diri anak-anak sepanjang kehidupan mereka, yaitu: karakter. Pemimpin-pemimpin terkenal, sering ketika ditanya, dari mana mereka belajar dan mengikuti teladan hidup, jawabannya sering muncul adalah dari orang tua. Mantan Gubernur Ahok, banyak belajar karakter dari ayahnya, salah satunya adalah menolong orang-orang miskin.  Kita sebagai anak-anak Tuhan pun belajar karakter dari Pencipta kita dan mengikuti serta meneladani Kristus yang penuh belas kasihan, murah hati, rendah hati, lemah lembut serta sabar.

RENUNGKAN
Warisan karakter apakah yang sudah kita wariskan kepada anak-anak kita?

SHARINGKAN
Bagikanlah pengalaman hidup kita sebagai orang tua kepada anak-anak bagaimana ketika kita harus mempertahankan karakter di tengah perjalanan hidup dan karir kita.

POWER STATEMENT:
KARAKTER ALLAH BAPA YANG DIPROYEKSIKAN OLEH ORANG TUA AKAN TERTANAM DALAM JIWA ANAK SEKALIGUS MENJADI WARISAN SEUUMUR HIDUP.

Ditulis oleh: 
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.

No comments:

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...