Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF. |
Nats:
Kolose 3:12-14
Ayat Mas:
“Karena
itu, sebagai orang-orang pilihan Allah yang dikuduskan dan dikasihiNya,
kenakanlah belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan
kesabaran.” (Kolose 3:12)
Karakter seperti apakah yang ada dalam diri kita sebagai
orang tua sehingga menjadi teladan untuk anak-anak kita?
REFLEKSI:
Sukacita
yang menggairahkan dan dukacita yang menyedihkan mungkin bisa datang dari
sumber yang sama: anak-anak kita. Sebagai orang tua kita menyadari bahwa
membesarkan anak-anak adalah perjalanan yang penuh resiko. Allah Bapa, Sang
Pencipta, yang penuh kuasa membawa setiap kita memasuki jagad raya dimulai dari
seorang bayi yang tak berdaya, secara penuh bergantung pada orang lain (orang
tua). Satu tanggung jawab bagi orang tua adalah membesarkan anak-anak untuk
memiliki karakter seperti yang Allah inginkan.
Banyak orang
tua bergumul membesarkan anak di tengah jaman yang penuh godaan ini. Anak-anak
berada di dunia yang tidak kudus. Teman sebaya dan tekanan media mempengaruhi
banyak hal. Anak-anak dibombardir dengan penyalah gunaan obat terlarang, sex
dan kekerasan. Seringkali orang tua merasa tak berdaya ketika harus membesarkan
anak-anak dengan tantangan yang lebih besar dari waktu ke waktu
Ketika
anak-anak kehilangan teladan di tengah dunia yang penuh cobaan, ke mana mereka
mencari pertama-tama? Teladan yang mereka perlu dapatkan dimulai dari: rumah
(keluarga). Orang tua sebagai wakil Allah di rumah. Ketika anak-anak masih
kecil dan butuh hal yang serba kelihatan (visual), semua diamati dengan yang
bisa dilihat dan dirasakan. Ketika mereka tak bisa melihat Allah yang
kelihatan, mereka akan mulai menggambarkan dengan apa yang bisa dilihat.
Suatu
kali sekelompok anak diminta menggambarkan Allah oleh guru Sekolah Minggunya.
Anak-anak mulai menggambarkan Allah sesuai dengan imajinasi dan kreasi mereka.
Tapi ada satu anak menggambarkan Allah lain daripada yang lain. Kepalanya
botak, perutnya buncit dan membawa pentungan untuk memukul. Sang guru kaget dan
bertanya, mengapa anak ini menggambar
Allah seperti itu. Anak ini dengan polos menjawab, bukan kah sang guru pernah mengajar,
“Bayangkan lah Allah itu seperti papamu, di rumah”. Karena Allah adalah seperti bapa. Gambaran Allah pada seorang anak bisa
dibangun atau dirusak sangat bergantung dari relasinya dengan orang tua
(khususnya ayah).
Penting
sekali orang tua mendemonstrasikan karakter Allah karena di sanalah anak
merasakan dengan nyata kasih Bapa. Paulus memberikan daftar karakter yang
seharusnya menjadi karaker orang tua, karakter inilah sekaligus akan menjadi
teladan bagi anak-anak. Orang tua sering berpikir, saya harus mencari sekolah
terbaik untuk anak-anak saya, gereja yang sehat untuk anak-anak saya, tetapi
lupa ada pendidikan karakter yang
secara langsung mereka harus dapatkan yaitu di dalam keluarga.
Karakter
orang tua yang seharusnya ditampilkan, adalah: belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemah lembutan dan
kesabaran. Teladan sehari-hari yang anak-anak akan lihat langsung dari
orang tua. Bagaimana orang tua memperlakukan pembantu dan supir di rumah? Ucapan
apa yang sering dilontarkan kepada karyawan? Cerita apa yang dibawa sepulang
gereja? Kata-kata apa yang sering diucapkan kepada orang lain. Anak-anak akan
mengamati perilaku orang tua.
Orang
tua bisa meninggalkan warisan yang berharga secara materi. Namun warisan itu
lama-lama akan habis. Namun ada warisan yang tetap hidup dalam diri anak-anak
sepanjang kehidupan mereka, yaitu: karakter.
Pemimpin-pemimpin terkenal, sering ketika ditanya, dari mana mereka belajar dan
mengikuti teladan hidup, jawabannya sering muncul adalah dari orang tua. Mantan
Gubernur Ahok, banyak belajar karakter dari ayahnya, salah satunya adalah menolong
orang-orang miskin. Kita sebagai
anak-anak Tuhan pun belajar karakter dari Pencipta kita dan mengikuti serta
meneladani Kristus yang penuh belas kasihan, murah hati, rendah hati, lemah
lembut serta sabar.
RENUNGKAN
Warisan karakter apakah yang sudah kita wariskan kepada
anak-anak kita?
SHARINGKAN
Bagikanlah pengalaman hidup kita sebagai orang tua kepada
anak-anak bagaimana ketika kita harus mempertahankan karakter di tengah
perjalanan hidup dan karir kita.
POWER STATEMENT:
KARAKTER ALLAH BAPA YANG DIPROYEKSIKAN OLEH ORANG TUA AKAN TERTANAM
DALAM JIWA ANAK SEKALIGUS MENJADI WARISAN SEUUMUR HIDUP.
Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.
No comments:
Post a Comment