Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF. |
Nats:
Yohanes 1:1-17
Ayat Mas:
“…..tetapi kasih karunia dan kebenaran datang
oleh Yesus Kristus.” (Yohanes 1:17b)
“Apakah anugerah dan kebenaran dipraktekkan secara bersamaan
di dalam keluarga?”
REFLEKSI:
Definisi
anugerah yang sederhana adalah pemberian yang diberikan kepada orang yang tak layak menerimanya. Itulah yang
dilakukan Allah kepada kita. Yohanes
memberikan pernyataan yang sangat “powerful”: “Karena dari kepenuhan-Nya kita
semua telah menerima kasih karunia demi kasih karunia.” (Yoh 1:16). Dalam
Bahasa Inggris lebih lengkap, “From the
fullness of His grace we have all received one blessing after another.”
Allah bukan sekedar melimpahkan anugerah, tetapi berkat yang mengikuti dari
waktu ke waktu. Hidup kita benar-benar adalah from grace to grace, blessing to blessing.
Ketika
kami menantikan kehadiran dan kelahiran putri kami yang kedua, istri saya
beberapa kali mengalami sakit yang cukup serius, dokter mengatakan pengobatan
yang dilakukan dapat beresiko pada ibu
serta janin dalam kandungan. Penantian yang penuh ketakutan sekaligus
pengharapan. Dan Tuhan selalu baik, ada rencana-Nya yang selalu indah, supaya
kami tetap bersandar pada anugerah Allah. Ketika itu putri kedua kami lahir
dalam keadaan sehat demikian juga dengan istri saya pun sehat, bukan tanpa
maksud, kami berikan nama Charisse
(Yun: Xaris/Charis) yang artinya anugerah. Karena kami begitu mengalami dan
merasakan anugerah yang melimpah ketika putri kami lahir dalam keadaan normal
dan sehat.
Anugerah
bukan hanya dirasakan sebagai “pemberian” dari Allah, tetapi anugerah perlu
dijadikan sebagai “gaya parenting”
kita sebagai orang tua. Pengertian mendasar dari Grace-based Parenting adalah menerima
anak-anak bukan berdasarkan jasa mereka, melayani anak-anak bukan karena
kewajiban dan memotivasi anak-anak untuk mencapai kekudusan yang lebih tinggi
tanpa penghukuman. Dan kita menjadi orang tua yang dengan sukacita mengenali
potensi yang Allah berikan kepada anak-anak kita dengan kekuatan dan
kelemahannya, kelebihan dan kekurangannya, dan dengan penuh pengorbanan
membantu mereka memaksimalkan potensi mereka untuk kemuliaan-Nya.
Sebagai
orang tua, kita perlu belajar menerima anak kita apa adanya, bahkan ketika
mereka membuat kita jengkel dan kesal, bahkan mungkin mempermalukan kita. Ini
tidak mudah! Tetapi kita belajar dari Allah sendiri, karena Allah menerima kita
bukan setelah kita saleh dan baik, tetapi ketika kita masih berdosa (Roma 5:8).
Berkat
yang menyertai dalam keluarga ketika kita mempraktekkan “Grace Based Parenting”
di antaranya:
- Melihat yang terbaik dari setiap pribadi dalam keluarga khususnya anak-anak
- Mengurangi persaingan antar kakak adik (saudara kandung)
- Memperkuat keyakinan anak di sekolah
- Menjadikan anak sebagai teman baik untuk teman lain bahkan memilih teman dengan bijaksana
- Menolong anak bagaimana menghadapi kesulitan
- Membuat anak hormat pada otoritas
- Membantu anak menanggapi dengan positif antara disiplin dan koreksi
- Mempersiapkan anak-anak ke depan menjadi pribadi lebih baik
- Membimbing anak menjadi seorang yang penuh anugerah kepada orang lain (generous and gracious person)
Tetapi sebelum semua itu terjadi, harus dimulai dari orang
tua, kita perlu:
- Membiarkan anugerah Allah memenuhi orang tua lebih dahulu.
- Membiarkan anugerah Allah mentransformasi cara kita memandang hidup kita dan menghidupinya dalam anugerah.
- Membiarkan anugerah Allah menolong kita mendidik dan membesarkan anak kita.
Orang tua yang bijak perlu
memberikan disiplin dan koreksi ketika anak berbuat salah, tidak dibiarkan.
Namun kita memberikan anugerah dan kasih sehingga anak dapat berubah dan
memperbaiki kesalahannya. Koreksi dan kasih karunia berdampingan. Perintah dan anugerah mengarahkan. Disiplin dan doa menguatkan.
RENUNGKAN
Sudahkah sebagai orang tua mempraktekkan anugerah dan
kebenaran secara seimbang, dengan tidak terlalu menekankan yang satu dari yang
lain?
SHARINGKAN
Adakah pengalaman pribadi ketika orang tua harus
mempraktekkan anuegrah dan kebenaran saat anak kita berbuat kesalahan?
POWER STATEMENT:
PERINTAH DAN ANUGERAH
MENGARAHKAN.
DISIPLIN DAN DOA MENGUBAHKAN.
Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.
No comments:
Post a Comment