Nats:
Yosua 1: 7-9
Ayat Mas:
“Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu
siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan yang tertulis
di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan engkau akan
beruntung.” (Yosua 1:8)
Apakah Prinsip FAMILY yang kita renungkan selama seminggu
ini telah dipraktekkan?
REFLEKSI:
Selama
seminggu ini kita telah membahas beberapa point berkenaan dengan Grace Based Parenting dengan akronim
FAMILY, mari kita review sejenak:
F okus pada
karakter Allah Bapa
A nugerah dan
Kebenaran yang Memperkaya Relasi di Rumah
M engampuni Ketika
Kita Tak Sanggup Memahami
I man yang
Bertahan di Tengah Tekanan
L ebih Bebas
Untuk Menjadi Berbeda
Y esus Sebagai
Kepala Keluarga
Allah
yang bekerja di dalam sejarah sangat menghargai keluarga – sejak jaman bapa-bapa
orang beriman, bagaimana pengajaran
ditekankan dimulai dari keluarga. Allah berbicara juga kepada Yosua, untuk memperkatakan
dan merenungkan
Taurat Tuhan (Firman Tuhan) siang dan malam, hidup seisi keluarga dan
bangsa megikuti perintah-Nya, maka berkat Allah akan menyertai.
Setiap
keluarga memiliki kisah, catatan yang kelam dan tidak sempurna, demikian juga
dengan tokoh-tokoh Alkitab, latar belakang keluarga mereka punya catatan yang
tak selalu bersih. Namun justru di balik kegagalan, kejatuhan bahkan kekelaman
keluarga, kita melihat karya Anugerah Allah semakin nyata.
Dalam
kehidupan Abraham, Musa, Daud, Yusuf, bahkan nenek moyang Tuhan Yesus. Alkitab
begitu transparan memaparkan kehidupan tokoh iman yang otentik. Ada kasih Allah
di dalam kisah hidup mereka. Perjalanan rohani yang up and down, perselingkuhan dan poligami, konflik keluarga yang
berkepanjangan, pengasuhan yang salah membuat iri hati saudara sekandung, serta
dosa-dosa lain yang tak ditutupi semakin meneguhkan Karya Allah yang Menebus
kehidupan keluarga yang rapuh.
Ketika
keluarga berfokus pada kasih Allah Bapa, maka kasih itulah akan memulihkan
relasi di rumah yang dibungkus di dalam anugerah dan kebenaran; dengan anugerah
yang telah kita terima dari Allah memampukan kita mengampuni orang-orang yang
telah melukai kita khususnya di dalam konteks keluarga, entah pasangan, orang
tua, anak, saudara kandung, sepupu, ipar, atau bahkan saudara tiri kita.
Pengampunan membawa pemulihan, rekonsilaisi memperbaiki relasi yang hancur dari
konflik masa lalu. Keluarga kita tak imun dan steril dari tekanan dan
tantangan, namun karena Iman lah yang membuat kita bertahan. Setiap anggota
keluarga unik dan berbeda, di sanalah kita semakin melihat potensi tiap anggota
keluarga (khususnya anak-anak kita) menjadi sesuatu yang berharga. Setiap anggota
keluarga bisa saling menghargai keunikan dan kemampuan masing-masing selama
kita tunduk di bawah Kristus, yang adalah Kepala.
Jika
Kristus adalah Kepala Keluarga kita, ia menjadi urutan no. 1 di dalam “Kartu
Keluarga” kita secara rohani. Karakter anggota keluarga kita sudah seharusnya
mencerminkan karakter Kepala Keluarga kita, sehingga orang lain, khususnya
mereka yang belum percaya dapat melihat—kita benar-benar Keluarga Kristus.
RENUNGKAN
Sudahkah kita menjadi keluarga yang taat dan menjadi berkat?
Adakah Karakter Kristus dinyatakan dalam
kehidupan keluarga kita?
SHARINGKAN
Bagikanlah perjalanan hidup keluarga kita di tengah
kerapuhan, kegagalan, ketidak sempurnaan namun di sanalah kita sedang
menyaksikan anugerah Alllah.
POWER STATEMENT
KASIH
ALLAH PENUH ANUGERAH YANG MENGUBAH KISAH KELUARGA KITA MENJADI BERKAT BAGI KELUARGA
LAIN KETIKA KITA MENYAKSIKANNYA
Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.
No comments:
Post a Comment