Nats: Yeremia 23:1-6
Pendahuluan
Pada tanggal 31 Mei 2018, BBC News
Indonesia memberitakan mengenai seorang Pengkhotbah di Amerika Serikat yang
meminta jemaatnya untuk membelikan pesawat pribadi untuknya. Alasannya adalah
karena sang Pengkhotbah yakin bahwa Tuhan menyuruhnya membeli pesawat Dassault Falcon 7X seharga US$54 juta
atau sekitar Rp750 miliar. Berita tersebut mencatat bahwa pesawat yang akan
dibeli tersebut merupakan pesawat pribadi keempatnya. Apa yang dilakukan oleh
Pengkhotbah tersebut hanyalah salah satu contoh begitu banyaknya pemimpin
rohani zaman ini (Pendeta, Pengkhotbah, Penginjil, Gembala, dst.) yang lebih
banyak berfokus menggembalakan dirinya sendiri daripada umat Allah. Peristiwa
semacam ini tidak hanya terjadi di zaman akhir ini, tetapi jauh sebelumnya di
dalam Perjanjian Lama, Tuhan sudah sering menegur para pemimpin rohani yang
hanya memikirkan diri dan kenyamanannya.
Domba dan gembala sering kali
dipakai secara metafora atau kiasan di dalam Alkitab, baik PL maupun PB untuk
menggambarkan hubungan Allah dengan umat-Nya. Di dalam Alkitab, domba sebagai
kiasan bagi umat Allah digambarkan sebagai sosok yang tidak berdaya,
bergantung, mudah tersesat (Yes. 53:6), butuh dituntun (Bil. 27:17, Maz. 23).
Oleh karena itu, umat Allah membutuhkan gembala yang menuntun mereka. Tentu
saja Sang Gembala Agung mereka adalah Allah sendiri, namun Allah memakai para
pemimpin bangsa Israel (raja, nabi, imam, dsb) untuk menjadi representasi Allah
di tengah-tengah umat-Nya untuk menggembalakan mereka.
Gembala yang dalam bahasa Ibrani
adalah ro’eh dan dalam bahasa Yunani
adalah poimen/poimaino memiliki pengertian sebagai seorang yang memberi makan, memimpin/menggembalakan di padang gurun,
merawat dan memelihara.
Celakalah Para Gembala Israel
Perikop Yer. 23:1-6 diawali dengan
teguran keras dari Tuhan terhadap para pemimpin Israel yang tidak menjalankan
tugas penggembalaan mereka dengan benar. Para pemimpin yang seharusnya
memimpin, merawat, menjaga, memelihara dan membimbing justru menghancurkan dan
mencerai-beraikan umat Allah sebagai kawanan domba gembalaan mereka. Kata
”hilang” dan ”terserak” dalam ayat 1 memakai istilah destroying and scattering dalam NIV. Artinya mereka tidak hanya
membiarkan atau mengabaikan umat Allah sebagai tindakan pasif tetapi ada
tindakan aktif untuk menghancurkan mereka. Gembala-gembala seperti ini Tuhan
sebut sebagai gembala-gembala yang jahat. Kondisi seperti ini mirip dengan apa
yang terjadi terhadap umat Allah di Yeh. 34. Para gembala Israel dikatakan
hanya mengambil keuntungan pribadi dari domba-domba Allah tetapi mereka tidak
menggembalakannya. Mereka aktif mendatangkan keuntungan bagi diri mereka dari
domba-domba tetapi pasif bahkan abai dalam menjaga dan memelihara mereka.
Terhadap para gembala yang jahat ini
Tuhan akan membalas perbuatan mereka, bahkan dalam Yeh. 34 Tuhan sendiri akan
menjadi lawan mereka dan menuntut pertanggung jawaban atas mereka. Baik di Yer.
23 maupun di Yeh. 34 sama-sama firman Tuhan berkata bahwa gembala-gembala yang
jahat dan tidak adil tersebut akan dicopot dan dilengserkan oleh Tuhan dan
digantikan dengan gembala-gembala yang baru, yang diharapkan dapat
menggembalakan mereka dengan baik.
Namun, yang paling menghibur adalah
janji Tuhan kepada umat-Nya bahwa Ia akan ”menumbuhkan Tunas adil bagi Daud”
yaitu seorang yang akan bangkit dari keturunan Daud yang disebut sebagai ”Tuhan
keadilan kita” (The LORD our
righteousness). Tentu saja ini merupakan nubuat tentang kedatangan Mesias
yang akan menggembalakan umat-Nya dengan adil dan benar. Sang Gembala yang
dijanjikan ini akan memerintah atau menggembalakan umat Allah dengan bijaksana,
tidak seperti para pemimpin Israel yang hanya memikirkan diri sendiri dan tidak
menghiraukan keadilan dan kebenaran Allah. Sosok gembala yang dijanjikan ini
tergenapi sepenuhnya dalam diri Yesus Kristus, sehingga Ia sendiri menyebut
diri-Nya sebagai Gembala yang Baik dalam Yoh. 10:1-21. Kontras dengan
gembala-gembala Israel, apa yang dilakukan Sang Gembala Agung dapat dirangkum
dalam dua hal.
Membangun Relasi yang Intim dengan Domba-domba-Nya
Yesus Kristus tidak seperti gembala-gembala
Israel dan gembala-gembala zaman kini yang hanya mengambil dan menikmati
keuntungan, kedudukan, kuasa dan popularitas dari jemaat Tuhan. Tuhan Yesus
justru membuka diri dan mendekatkan diri untuk menjalin relasi yang intim
dengan umat-Nya. Relasi yang intim ini digambarkan sangat indah di dalam Yoh.
10:1-6, 16, yaitu bahwa domba mendengar suara Sang Gembala (Yesus) dan Sang
Gembala memanggil domba-Nya masing-masing menurut namanya. Ini adalah
penggambaran relasi yang sangat dalam antara Yesus Kristus dengan orang
percaya. Jika seorang gembala dapat memanggil domba-dombanya menurut namanya,
sudah pasti Sang Gembala sangat peduli, perhatian dan mengamati dombanya. Ia
sangat mengenal domba-dombanya, demikian juga sebalik (ay. 14). Di dalam relasi
dengan dombanya, seorang gembala juga harus menjadi panutan yang berjalan di
depan orang-orang yang dibimbingnya (ay.4).
Mengorbankan Diri untuk Domba-domba-Nya
Tugas utama seorang gembala adalah
merawat dan memelihara domba-dombanya. Inilah yang dilakukan oleh Yesus Kristus
sebagai gembala yang baik. Seorang gembala yang baik seharusnya merawat
dombanya dengan mencukur bulunya bukan memerasnya dengan mengulitinya. Seorang
gembala juga berkorban memberi rasa aman untuk domba-dombanya, sehingga Tuhan
Yesus berkata ”Akulah pintu” (Yoh. 10:7, 9). Pintu menjadi pelindung yang
memberi rasa aman kepada orang-orang yang ada di dalam kawanan domba. Yesus
Kristus juga memberi hidup dan kelimpahan kepada domba-domba-Nya (ay. 9-10).
Dan semua jaminan ini diberikan oleh Yesus Kristus dan diwujudkan dengan
mengorbankan seluruh hidup dan nyawanya kepada domba-domba-Nya dan seluruh umat
manusia (ay. 11, 17).
Seorang gembala, pemimpin,
pembimbing yang baik akan mengorbankan diri, waktu, tenaga, perasaan untuk
orang-orang yang dipimpin atau digembalakannya, bukan mengorbakan orang-orang
dibawah asuhannya untuk kepentingan dan keuntungan diri sendiri. Oleh karena
itu, sebagai kontras dari gembala-gembala yang menghancurkan dan
mencerai-beraikan umat Allah, maka karakter yang ditonjolkan oleh Yesus Kristus
sebagai gembala yang baik adalah kelembutan, kepedulian, kepekaan,
memelihara/merawat. Sekalipun seorang gembala dapat menggunakan tongkat untuk
membimbing dombanya atau bahkan mematahkan kaki dombanya yang nakal, tetapi di
sini sifat kelembutan dan mengayomi lebih dominan sebagai sifat dan karakter
utama seorang gembala.
Aplikasi bagi Orang Kristen
Sebagai orang Kristen, apa aplikasi
firman Tuhan ini dalam kehidupan kita?
- Jika Yesus adalah Gembala yang baik, apa yang mesti kita takutkan dan kuatirkan? Apa pun yang kita alami dalam kehidupan kita hari ini, kita tidak perlu takut dan kuatir sebab kita memiliki gembala yang begitu dekat dengan kita dan yang akan memelihara kita dari berbagai tantangan hidup. Bahkan di dalam lembah kekelaman pun kita tidak perlu takut sebab Tuhan beserta kita (Mzm. 23). Di adalah gembala yang adil, benar, baik dan setia di dalam kondisi apa pun yang kita alami.
- Kita juga dapat menjadi “gembala-gembala kecil” untuk “domba-domba” di sekitar kita. Firman Tuhan berkata, “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu… (1 Pet. 5:2). Firman Tuhan ini berlaku tidak hanya bagi para pemimpin rohani tetapi juga bagi semua orang percaya. Dalam lingkup keluarga, pekerjaan, pelayanan, pergaulan, mungkin ada orang-orang yang membutuhkan bimbingan, pimpinan, pendampingan, penguatan, penghiburan, perhatian dan pertolongan kita. Ambil dan pergunakanlah kesempatan tersebut untuk meneladani Yesus Kristus menjadi ”gembala-gembala kecil” dalam kehidupan kita sehari-hari.
4 comments:
Amin, kita sebagai murid2 Kristus bertangung jawab juga dgn org2 sekitar kita untuk mendorong mereka yang sedang menghadapi pergumulan, sekaligus kita harus jadi contoh nyata dalam percaya kepada Gembala Agung yaitu Yesus Kristus.
Thanks renungannya
Gan en mushi, buat tulisannya.
Gembala memang bertanggung jawab "memberi makan", bukan untuk memakan.
untuk menyatakan kebesaran Tuhan dan bukan untuk membangun kebesarannya sendiri.
Greatly appreciated.
Every blessing,
Dr. Timothy Athanasios
Amin..semoga kita sebagai anak2 Allah meneladani sang Gembala yang Baik yaitu YESUS KRISTUS..
Thanks my brothers for your comment. God bless...
Post a Comment