Friday, May 3, 2019

SANGKAL DIRI ATAU SANGKAL TUHAN

Nats:
Yohanes 18:18-27

 Ayat Mas:
“Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, Aku juga akan menyangkalnya di depan Bapa-Ku yang di sorga" (Matius 10:33).

PENDALAMAN 
Kisah Petrus berkaitan dengan penyangkalan, pengakuan, pertobatan dan pemulihan.
Kisahnya penuh dengan jalanan berbatu tetapi berakhir dengan batu karang yang teguh. Kita akan melihat tentang kegagalan seorang murid. Alasan kejatuhan, hasil kejatuhan dan pemulihan dari kejatuhan.
Murid yang Jatuh:  Alasannya. Pada saat jatuh, Petrus tidaklah sempurna meskipun ia telah melakukan banyak untuk Kristus. Ia telah meninggalkan keluarganya, rumahnya, pekerjaannya dan mengikuti Kristus. Ia telah dilatih oleh Kristus untuk tugas-tugasnya. Ia telah melihat banyak mukjizat. Ia hadir dalam peristiwa transfigurasi. Bahkan, ia keluar dari perahu dan berjalan di atas air. Petrus sebenarnya bukan seorang pengecut, ia bukan Farisi yang munafik. Ia seorang yang sangat berdedikasi terhadap Tuhan Yesus. Tetapi, ketika segala sesuatu berubah menjadi sulit. Ia gagal. Ia menyangkal Tuhan Yesus tiga kali.
Ada banyak murid Tuhan zaman kini telah mengikuti Firman Tuhan, menyangkal diri sendiri, memikul salib dan mengikuti Yesus. Tetapi seiring dengan perjalanan mengikuti Yesus, ketika perjalanan begitu sulit dan mereka gagal. Itulah yang disebut, “Fallen Disciples” atau lebih tepatnya disebut “Backslider  yang berarti kembali, atau berbalik arah.
Thomas Ranier memberikan paling sedikit 6 alasan mengapa seorang murid bisa berbalik arah. Dan ini menjadi peringatan untuk kita, sebagai Murid Kristus.
Pertama, Terlalu Percaya Diri. Tuhan Yesus mengingatkan Petrus akan musuh yang berusaha mengalihkan dia, tetapi Petrus berusaha meyakinkan komitmennya untuk rela dipenjara bahkan mati. Kita percaya bahwa apa yang dimaksudkan Petrus itulah yang dikatakannya. Ingatlah waktu ia memotong telinga tentara di Taman Getsemani untuk membela Kristus. Namun, dalam hitungan jam, ia telah menyangkal Yesus. Petrus terlalu percaya diri dan tidak menyadari pada waktu ia mengatakan, “Sekalipun yang lain meninggalkan Engkau, aku tidak!” Ini sebuah peringatan yang sangat serius.
Kedua, Kelelahan Fisik dan Emosi. Para murid menyaksikan dan berdoa di Taman Getsemani, tetapi mereka malah tertidur. Kelelahan yang berlebihan menjadi sasaran empuk dari si Jahat. Membawa beban terlalu banyak dan sedikit istirahat dapat membawa akibat yang serius.
Ketiga, Gagal Berdoa. Tuhan Yesus memerintahkan para murid untuk berdoa di taman itu. Bahkan, jika menginginkannya, mereka dapat tidur lebih dahulu atau berdoa dulu kemudian tidur. Kekurangan berdoa merefleksikan kebergantungan pada diri ketimbang bergantung kepada Allah. Ketika kita kurang berdoa, itulah saat yang paling rentan, kita bisa jatuh.

Pada saat kapankah kita lebih bergantung kepada diri sendiri ketimbang Allah?
Berdoalah agar kita bergantung pada Allah.

Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.

No comments:

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...