Thursday, June 13, 2019

DOA YESUS UNTUK KESATUAN

Nats:
Yohanes 17:20-26

Ayat Mas:
“Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku” (Yohanes 17:23).

PENDALAMAN
                Jalan pemikiran Yesus begitu jelas: doa-Nya di bumi untuk Gereja-Nya (Yohanes 17:20-23), doa surgawi-Nya untuk Gereja-Nya (Yohanes 17:24) dan perkataan kekal-Nya untuk Gereja-Nya (17:25-26). Kristus berdoa untuk kesatuan Gereja. Kesatuan umat Tuhan bersifat supranatural karena hal itu datang dari sifat  Allah dan hanya bisa dialami ketika kita betul-betul dekat dengan Dia. Namun, kesatuan bukan berarti keseragaman dalam segala sesuatu. Sama halnya dengan Allah Tritunggal: ada tiga Pribadi yang berbeda, namun mereka adalah Satu. Jika para pengikut Kristus meninggikan Kristus dan hanya fokus kepada Dia, maka kesatuan akan dapat terjadi, akan tetap ada kesatuan di tengah perbedaan gaya, kepribadian, dan pendapat.
                Kesatuan yang Juruselamat doakan hanya dapat terjadi jika Roh Kudus berdiam di dalam kita dan menumbuhkan kita untuk selalu dekat dengan Dia, dengan berakar dan dikuatkan di dalam Firman-Nya. Mengejar kesatuan sangatlah krusial! Jika kita memelihara kesatuan, dunia akan melihat dan percaya bahwa Yesus datang dari Allah. Kesatuan adalah kesaksian Injil! Kita hidup dalam dunia yang terpecah dan terbagi. Kesatuan Kristen sangatlah penting karena akan mendemonstrasikan kasih Kristus kepada dunia yang penuh kekecewaan, kepahitan dan kebencian. Ini adalah pekerjaan supranatural – karena hanya terjadi jika Kristus tinggal di dalam kita!     
                Thomas Merton mengingatkan, “Perpecahan dalam Gereja akan menumbuhkan ateisme di dalam dunia.” Kaum millenial dan digital menjadi apatis dan antipati terhadap Gereja karena mereka melihat perpecahan dalam Gereja begitu massive dan agresif. Mereka tak bisa menghubungkan kasih Allah yang mereka dengar dari khotbah dengan kesaksian orang-orang Kristen (pelayan Tuhan) yang dengan angkuhnya menunjukkan keegoan dan perpecahan. Dan ini sangat menyedihkan!
                Kesatuan di antara saudara-saudara seiman hanya dimungkinkan jika datang dari sikap rendah hati. Kesatuan tidak datang secara otomatis, harus diusahakan. Ketika seorang pria dan seorang wanita menjadi satu dalam pernikahan, mereka harus memiliki komitmen untuk kesatuan, komitmen yang terus-menerus untuk berkomunikasi, membagikan perasaan, menghabiskan waktu bersama, memperdalam relasi dalam tubuh, jiwa dan roh. Kesatuan seperti inilah yang diperlukan di dalam konteks Tubuh Kristus, komitmen untuk bersatu dalam pertolongan Allah. Dan ini menjadi kesaksian yang berdampak bagi dunia – benar, bahwa kita adalah anak-anak Allah. Perpecahan menjadi batu sandungan, tetapi kesatuan menjadi kesaksian, menjadi Batu Penjuru!

Kesaksian apakah yang dapat kita tawarkan kepada dunia dalam konteks kesatuan?

Doakanlah agar generasi milenial/digital bisa dimenangkan lewat kesatuan dan kesaksian anak-anak Tuhan.

Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.

No comments:

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...