Wahyu 15
“Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.” (Why. 15:)
Segala sesuatu ada awalnya. Kalau ada akhir berarti ada awal. Kita sering mendengar atau menyaksikan satu happy ending dari cerita, film, sinetron, atau sejenisnya. Kalau ada happy ending (akhir yang bahagia), berati ada awal dari bahagia dan umumnya awalnya adalah sesuatu yang buruk atau penderitaan. Demikian juga dengan yang akan kita renungkan dalam perikop ini, yaitu sebelum berakhir murka Allah – yang juga merupakan happy ending bagi orang-orang percaya yang telah setia dalam penderitaan – ada sesuatu yang akan terjadi yang merupakan awalnya. Apakah awal dari berakhirnya murka Allah tersebut?
Dalam ay. 1 dikatakan, “Dan aku melihat suatu tanda lain di langit, besar dan ajaib: tujuh malaikat dengan tujuh malapetaka terakhir, karena dengan itu berakhirlah murka Allah.” Rupa-rupanya sebelum Allah mengakhiri murka-Nya atau sebelum orang-orang yang telah ditebusnya mengalami happy ending, akan diawali dengan berbagai malapetaka yang disebut dengan tujuh malapetaka terakhir. Apakah ketujuh malapetaka terakhir tersebut? Itu akan dijelaskan dengan rinci dalam pasal 16, tetapi yang jelas di sini ialah bahwa kita akan mendapatkan happy ending itu dengan diawali tujuh malapetaka terakhir. Hal ini mengingatkan kita pada pembebasan bangsa Israel dari Mesir, di mana sebelum mereka dibebaskan diawali dengan sepuluh tulah atau malapetaka. Dengan mengikuti pola seperti ini, boleh dikatakan bahwa ketujuh malapetaka terakhir ini mendahului atau mengawali kelepasan atau kebebasan terakhir dari umat Allah. Sebelum umat Allah bersukacita dan bernyanyi karena kemenangan terakhir mereka seperti yang terjadi dalam ay. 3-4, terlebih dahulu akan terjadi malapetaka yang mungkin imbasnya bisa saja dialami oleh umat Allah.
Walaupun kita belum melihat seperti apakah ketujuh malapetaka yang akan terjadi itu di pasal 16, namun kita bisa membayangkan bahwa sepertinya hal itu sudah mulai terjadi. Kenapa tidak, lihat saja alam sudah semakin rusak bahkan sepertinya mengamuk tanda tidak bersahabat lagi dengan kita. Hidup semakin sulit, bahkan penderitaan semakin nyata dan seolah semakin mendekat dalam kehidupan kita. Tetapi ingat, jangan panik atau putus asa, tetapi teruslah berharap karena itu memang harus terjadi sebagai awal dari akhir, yaitu kebahagiaan yang akan kita terima.
Kadang-kadang malapetaka mangingatkan kita bahwa kita sedang mengawali kebahagiaan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK
Nats: Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (...
-
"Kemudian, Allah berkata, "Marilah sekarang Kita membuat manusia menurut gambar Kita, dalam keserupaan Kita. ... Maka, Allah me...
-
2 Timotius 1 “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.” (2 Tim. ...
-
Nats: Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (...
No comments:
Post a Comment