Wahyu 18
“Dan pedagang-pedagang di bumi menangis dan berkabung karena dia, sebab tidak ada orang lagi yang membeli barang-barang mereka” (Why. 18:11)
Banyak jalan menuju Roma. Siapa yang tidak tahu semboyan ini. Hampir semua orang tahu semboyan ini, banyak jalan menuju Roma. Semboyan ini menunjukkan kehebatan kota Roma yang merupakan pusat perdagangan bahkan mungkin pusat dunia pada masa kejayaannya. Hal ini membuat orang berbondong-bondong mengarahkan pandangan mereka ke Roma. Semua ingin ke Roma, jalan apa pun di tempuh asal sampai ke Roma. Banyak jalan menuju Roma, semua orang ingin dekat Roma. Namun sayang sekali ternyata dalam renungan hari ini kelihatannya tiada jalan lagi menuju Roma. Kok bisa?
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa kota Babel dalam kitab Wahyu ini adalah sebagai simbol dari kota Roma. Banyak orang melihat kota Roma sebagai sumber dan jaminan kelimpahan materi. Untuk itu banyak orang yang menaruh harapan dan hidupnya terhadap kota Roma. Namun ironisnya dalam pasal 18 ini kita melihat nasib kota Roma sangat mengenaskan. Ternyata kota mulia itu telah dijatuhkan. Bahkan yang lebih mengerikan dikatakan bahwa hukuman yang diberikan terhadap kota Roma adalah sebanyak kemewahan dan kenikmatan yang ia telah nikmati. Ini sungguh hukuman yang begitu dahsyat. Digambarkan bahwa orang tidak berani lagi mendekat dengan kota itu bahkan menjauh darinya. Tiada jalan lagi ke Roma sehingga orang tidak lagi ke sana. Tidak ada harapan dan kehidupan lagi di dalamnya. Para raja dan pedagang yang berzinah dengannya menangis mengiringi jatuhnya kota itu. Tidak ada kehidupan lagi. Tidak ada jaminan kelimpahan materi lagi. Tidak ada jalan lagi ke Roma.
Dalam ay. 4 ada satu peringatan bagi umat Allah sebelum kota itu dijatuhkan yaitu, supaya keluar dari Babel (Roma). Peringatan ini yang perlu kita renungkan. Mungkinkah kita masih berada di kota Roma dan jangan-jangan kita belum keluar dari dalamnya. Aplikasinya buat kita adalah kita jangan sampai terlena dan ikut arus glamornya zaman ini. Ingat bahwa glamornya zaman ini tidak jauh berbeda dengan Babel (Roma). Untuk itu kita jangan sampai merasa nyaman di dalamnya sehingga tidak mau keluar dan bahkan mengikutinya. Jikalau kita masih di Babel (Roma), cepat-cepat keluar dari dalamnya sebelum Tuhan menghancurkannya dan ikut terseret di dalamnya. Tiada jalan ke Roma, semua orang menjauh dan meninggalkannya. Untuk itu jangan betah di dalamnya. Masih ada yang mau ke Roma ...???
Ketika tidak ada jalan ke Roma, Tuhan masih menyediakan jalan ke Sorga.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK
Nats: Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (...
-
"Kemudian, Allah berkata, "Marilah sekarang Kita membuat manusia menurut gambar Kita, dalam keserupaan Kita. ... Maka, Allah me...
-
2 Timotius 1 “Karena itulah kuperingatkan engkau untuk mengobarkan karunia Allah yang ada padamu oleh penumpangan tanganku atasmu.” (2 Tim. ...
-
Nats: Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.” (...
No comments:
Post a Comment