Tuesday, April 17, 2007

Hanya Untuk Sementara

Mazmur 55

“Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah.” (Mzm. 55:23)

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemukan orang-orang yang berbuat jahat dan melakukan kecurangan seolah-olah lebih berhasil atau sukses dibandingkan dengan orang yang melakukan kebenaran. Tidak jarang kita, sebagai orang Kristen iri melihat orang-orang di luar Tuhan yang berbuat curang lebih berhasil dari kita. Bahkan, kenyataan ini menimbulkan pertanyaan yang selalu dipertanyaakan sepanjang abad, yaitu: kalau Allah baik, mengapa ada kejahatan dan orang jahat, serta membiarkan orang benar mengalami penindasan, kegagalan, kemiskinan, dan sebagainya. Ironisnya, kenyataan ini pula telah membuat sebagian orang menyimpulkan bahwa tidak ada Allah atau tidak ada Allah yang baik. Hal ini terjadi karena cara mereka memandang masalah, penindasan, kegagalan, kesesakan yang dialami oleh orang percaya berbeda dengan cara Daud memandangnya.

Daud, di sepanjang hidupnya tidak pernah luput dari masalah, penderitaan, ketakutan dan badai hidup. Sejak ia diurapi menjadi raja sampai masa tuanya, dia diperhadapkan dengan berbagai masalah, bahkan maut. Dalam perikop ini pun, dia mengungkapkan betapa beratnya pergumulan yang ia hadapi. Dia mengembara dan menangis karena cemas menghadapi musuhnya, hatinya gelisah karena kengerian maut yang menimpanya, bahkan dia merasa takut dan gentar karena begitu beratnya pergumulan yang ia hadapi. Namun, di tengah pergumulan yang dahsyat ini, ia mencetuskan pernyataan imannya, “Serahkanlah kuatirmu kepada TUHAN, maka Ia akan memelihara engkau! Tidak untuk selama-lamanya dibiarkan-Nya orang benar itu goyah” (Mzm. 55:23). Daud memandang dengan penuh keyakinan bahwa pergumulan dan penderitaan yang dihadapi oleh orang benar, hanyalah sementara sifatnya, tidak untuk selamanya. Hal ini juga sekaligus meneguhkan satu kenyataan bahwa kesuksesan orang-orang jahat yang berbuat curang, hanyalah sementara, tidak untuk selamanya.

Hari ini mungkin kita tertindas oleh karena status kita sebagai orang Kristen. Kita tidak naik jabatan karena iman kita. Kita mengalami kerugian karena melakukan kebenaran. Kita juga melihat rekan kita lebih sukses karena kecurangannya. Ingatlah, bahwa semua itu hanya sementara. Bahkan, Daud sendiri pernah berkata, “Jangan marah karena orang yang berbuat jahat, jangan iri hati kepada orang yang berbuat curang; sebab mereka segera lisut seperti rumput dan layu seperti tumbuh-tumbuhan hijau” (Mzm. 37:1-2).

Lebih baik penderitaan yang sementara daripada kesuksesan semu.

No comments:

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...