Monday, April 23, 2007

Jika Tuhan Tertawa

Mazmur 59

“Tetapi Engkau, TUHAN, menertawakan mereka, Engkau mengolok-olok segala bangsa.”(Mzm. 59:9)

“Pada saat Anda dilahirkan ke dunia, Allah ada di sana sebagai saksi yang tak kelihatan, tersenyum atas kelahiran Anda.” Pernyataan ini adalah kutipan dari bukunya Rick Warren, The Purpose Driven Life, hal. 69. Salah satu tujuan kita lahir dan ada di dunia adalah untuk membuat Allah senang, supaya Allah tersenyum dan bahkan tertawa melihat hidup kita. Tetapi apa jadinya jika Allah tertawa bukan karena senang melihat hidup kita? Apa jadinya jika Allah tertawa dengan sinis oleh karena murkanya melihat kejahatan kita?

Tidak dapat digambarkan lagi masalah yang dihadapi oleh Daud. Ancaman yang dia hadapi dari Saul bertubi-tubi. Kali ini Saul menyuruh orang mengawasi dan mengamat-amati rumahnya untuk membunuh dia (ay. 1, bnd. 1 Sam. 19:11). Namun, semakin dia dalam bahaya, semakin dia berseru dan berharap pada Tuhan. Yang luar biasa adalah justru ketika dalam bahaya inilah dia menyaksikan Allah selalu dipihaknya dan orang-orang yang memusuhinya selalu tidak berdaya dibuat oleh Allah. Dalam perikop ini, Daud menyaksikan Allah tertawa melihat musuh-musuhnya. Tertawa bukan karena senang, tetapi tertawa sinis karena kejahatan mereka terhadap Daud. Sekali lagi, oleh pertolongan dan kasih setia Tuhan, Daud merayakan kemenangannya atas musuh-musuhnya. Ini bukan semata-mata karena kehebatan Daud, tetapi karena dia berharap dan berserah penuh kepada Tuhan.

Hari ini, jika Allah tertawa melihat kita, Dia tertawa karena apa? Ada dua pelajaran yang dapat dipetik dari kisah Daud dan musuh-musuhnya ini. Pertama, dari sisi Daud, mari kita belajar seperti Daud yang terus berhaharap dan berserah penuh kepada Tuhan. Semakin ada masalah, semakin berdekat dengan Tuhan. Semakin tinggi pencobaan yang kita alami, semakin tinggi kita harus melangkah bersama Tuhan. Kalau ini kita lakukan, Tuhan akan senang dan tersenyum manis melihat kita. Kedua, dari sisi musuh-musuh Daud, mari kita mengoreksi diri kita. Jangan sampai Tuhan tertawa sinis karena murkanya melihat hidup kita yang jahat, yang terus mengeraskan hati dan tidak mau berbalik dari kehidupan kita yang lama, yang tidak berkenan dengan Allah. Marilah kita membuat Allah senang, tersenyum manis, bahkan tertawa melihat hidup kita.

Allah tersenyum ketika kita menaati Dia dengan sepenuh hati – Rick Warren.

2 comments:

Hanny Setiawan said...

Yes, thats tru man!!
Dan kalo boleh nambahin ternyata TIDAK MELAKUKAN yang jahat bukan berarti sesuai dengan kehendak TUHAN juga lho!!! Ya ga, Si? Kalau kita tidak dekat dengan Tuhan, Tuhan minta kita berbuat sesuatu untuk DIA, tapi kita tidak sensitif tidak dengar atau dengar tapi tidak melakukannya itu juga bisa buat TUHAN tidak TERTAWA kan? Come on GOD's SON!!! DO BEST FOR HIM!!!

Aksi Bali said...

Yupz, bener bangat Han... Ternyata kamu kadang2 pinter juga ya... huahahahaha... (b'canda degh...). thx buat commentnya ya...

God bless you...

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...