Tuesday, April 3, 2007

Masa Damai Seribu Tahun

Wahyu 20

“Lalu aku melihat takhta-takhta dan orang-orang yang duduk di atasnya; kepada mereka diserahkan kuasa untuk menghakimi. Aku juga melihat jiwa-jiwa mereka, yang telah dipenggal kepalanya karena kesaksian tentang Yesus dan karena firman Allah; yang tidak menyembah binatang itu dan patungnya dan yang tidak juga menerima tandanya pada dahi dan tangan mereka; dan mereka hidup kembali dan memerintah sebagai raja bersama-sama dengan Kristus untuk masa seribu tahun.” (Why. 20:4)

Kalau kita mencermati alur dari kitab Wahyu, kita melihat seolah-olah iblis menang dan orang-orang percaya kalah oleh penderitaan dan penganiayaan yang mereka alami. Bahkan orang-orang percaya ketika melihat kehidupan mereka tertindas, mereka mulai bertanya di manakah Allah? Masihkah Allah bertakhta dan berkuasa? Yang nyaris sempurna bukan hanya kuasa iblis, tetapi penderitaan orang Kristen juga sepertinya nyaris sempurna. Namun satu hal yang pasti bahwa semua itu sifatnya hanya sementara, tidak untuk selamanya. Kuasa iblis yang nyaris sempurna hanyalah sementara, demikian juga penderitaan orang Kristen yang nyaris sempurna hanyalah semestara. Akan datang waktunya di mana umat Allah akan merasakan damai dengan Allah.

Penglihatan tentang masa seribu tahun dalam pasal 20 ini menunjukkan bahwa iblis sesungguhnya tidak berdaya untuk menghancurkan umat Allah. Beberapa lukisan yang menunjukkan bahwa kuasa iblis, walaupun ada, tetapi sudah dibatasi. Hal ini digambarkan dengan diikatnya iblis dan dilemparkan ke dalam jurang maut. Dalam bahasa lain iblis telah dibatasi kuasanya dan dibuat menjadi tidak efektif. Penggambaran ini menunjuk pada kebangkitan Yesus, yaitu satu peristiwa ketika Yesus mengalahkan maut. Walaupun iblis masih bisa mengganggu orang percaya, tetapi ia tidak punya kuasa untuk menghacurkannya, karena Kristus telah membatasi kuasanya. Dengan demikian masa damai seribu tahun itu adalah ketika Kristus memerintah atas umat-Nya dan ketika umatnya ada dalam masa damai walaupun ada penderitaan dan penganiayaan.

Apa hubungannya denganku? Mungkin demikian komentar kita ketika membaca penglihatan ini. Jawabannya, sangat berhubungan dan sangat terkait dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen. Pertama, penderitaan yang kita alami karena iman kita sebagai orang Kristen hanyalah sementara. Kedua, ada jaminan dari Allah dia akan memberikan damai bahkan ketika kita masih dalam penderitaan. Ketiga, jangan lengah, tetap setia melakukan kehendak Allah sampai waktunya tiba karena kebahagiaan yang dijanjikan oleh Allah jauh lebih besar dari penderitaan yang kita alami sekarang.

Kebahagiaan yang dijanjikan Allah kepada kita bahkan sudah terjadi dalam penderitaan kita.

No comments:

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...