Nats:
Mazmur 103, 11, 13-14, 17
AYAT MAS:
“Seperti
bapa sayang kepada anak-anakNya, demikian TUHAN sayang kepada orang-orang yang
takut akan Dia.” (Mazmur 103: 13).
Apakah atmosfer anugerah telah diciptakan dan dipelihara di
dalam keluarga?
REFLEKSI:
Anak-anak
akan cenderung mengikat kehidupannya dengan Allah Bapa ketika mereka dibesarkan
dalam atmosfer yang merefleksikan hati dari anugerah-Nya. Allah adalah Allah
yang menyukai keragaman dan mengasihi kita di dalam perbedaan karena Ia pun
menciptkan kita berbeda dengan sesama kita. Rumah yang penuh anugerah bukan
hanya memberi ruang pada perbedaan tetapi justru merayakannya.
Rumah
yang penuh anugerah selalu mengkomunikasikan kasih dengan tidak ditentukan oleh
perilaku anak. Atmosfer anugerah mendorong orang tua untuk:
·
Mendengarkan lebih banyak ketimbang memberi
ceramah.
·
Menanggapi lebih banyak ketimbang bereaksi negatif.
·
Mendoakan lebih banyak ketimbang menghakimi.
Rumah penuh anugerah tidak
membesarkan isu-isu kecil atau memperdebatkan yang tidak mendasar lebih dari
proporsinya. Atmosfer anugerah pertama-tama diciptakan oleh orang tua untuk
memberikan kebebasan kepada anak-anak untuk berbeda. “Berbeda” bisa mengarah
pada hal yang berbeda dengan orang tua bahkan tidak biasa tetapi tidak berdosa.
Orang tua yang legalis, terlalu kaku, lebih menekankan penampilan ketimbang
prinsip yang mendasar. Orang tua yang
penuh ketakutan lebih menekankan pada hal-hal yang eksternal, ketimbang yang
internal. Seharusnya kita melibatkan kehadiran dan kuasa Allah di dalam diri
anak. Ironisnya, banyak orang tua lebih mengikuti sistim dunia, bagaimana
mengejar kesuksesan, tanpa memperhatikan kebenaran.
Lebih
mudah kita bereaksi negatif, ketika anak-anak kita “berbeda” karena itu
mengganggu kita, mempermalukan kita bahkan terlalu cepat menyimpulkan tingkah
laku anak-anak kita salah. Standar dan
ekspektasi orang tua berdasarkan anugerah adalah Alkitab, bukan standar orang
tua itu sendiri. Tetapi jangan juga menggunakan Alkitab untuk membenarkan pendapat
orang tua sendiri. Ketika kita menggunakan
Alkitab untuk menyerang anak-anak kita, demi membenarkan pendapat kita (yang
juga belum tentu benar) kita jatuh dalam pelanggaran dari Keluaran 20:7, yaitu
menggunakan nama Allah dengan sia-sia. Anak-anak akan menghargai dan merespons
dengan tepat aturan yang diberikan orang tua ketika: kita menerapkannya di dalam
anugerah, beralasan dan logis.
Tingkah
laku “berbeda” seringkali berhubungan dengan problem sesungguhnya yaitu
berkenaan dengan HATI sang anak. Kita perlu mengoreksi perilaku bukan sekedar
menghukumnya. “Tingkah laku berbeda” adalah ungkapan di luar yang menunjukkan
apa yang terjadi di dalam, yaitu pergumulan melawan dosa, kemarahan dan rasa
malu. Orang tua yang menekankan anugerah lebih fokus pada hati ketimbang
hal-hal yang di luar. Ketika bagian di
dalam telah dikoreksi, akan berpengaruh ke luar dengan sendirinya.
Berikan
kesemapatan kepada anak untuk berbeda, dengan mengembangkan potensi secara
maksimal. Anugerah memberi kebebasan untuk menjadikan anak unik. Anugerah
mengkomunikasikan kasih tanpa syarat kepada anak, sehingga mereka akhirnya
merasakan Kasih Bapa. (Mazmur 103:13)
RENUNGKAN
Adakah kita mengijinkan anak-anak kita untuk “berbeda”?
Apakah yang sering menjadi ketakutan orang tua? Bagaimana kita bereaksi ketika
melihat anak kita “berbeda” dengan kita?
SHARINGKAN
Pengalaman sulit apakah yang pernah dilalui dengan anak-anak
dan kita berhasil melewatinya? Bagaimana Tuhan membentuk karakter orang tua sendiri
lewat masa-masa sulit itu?
POWER STATEMENT
ORANG TUA YANG PENUH ANUGERAH ADALAH MEREKA YANG
TELAH MENGALAMI ANUGERAH DARI ALLAH BAPA TERLEBIH DAHULU
Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.
No comments:
Post a Comment