Saturday, March 23, 2019

Grace Based Parenting: M engampuni Ketika Kita Tak Sanggup Memahami


Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.

Nats:
Lukas 15: 11-32

AYAT MAS:
“Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.” (Matius 6:14-15)

“Adakah yang saat ini “terhilang” dalam keluarga secara relasi? Adakah luka yang ditinggalkan oleh mereka? Adakah kita bersedia mengampuni mereka?


REFLEKSI:
                Kisah klasik dalam Alkitab, yang penuh makna adalah “Kisah Anak Yang Hilang.” Ada beberapa pola yang kita bisa lihat dalam karakter si bungsu ini:

  • Menuntut (ayat 12). Ia menuntut dari sang ayah tentang harta.
  • Memboroskan (ayat 13). Gaya hidup hedonisme.
  • Menjauh (ayat 15). Sengaja pergi dari orang tua untuk mencari kebebasan. Ironisnya di rumah bahagia, justru di tempat lain ia menderita.
  • Menyesal (ayat 17-18). Penyesalan setelah menyadari keadaannya.
  • Mengakui (ayat 18-20). Si anak yang terhilang, tak berhenti dari sekedar menyesali tetapi mengakui perbuatannya, dimana ia bersalah.
  • Meminta maaf (ayat 21). Si anak dengan jujur meminta maaf atas kesalahannya kepada sang bapa. Dengan tulus ia berkata, “Bapa, aku telah berdosa terhadap sorga, dan terhadap bapa, aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa.”
  • Menyatu kembali dengan keluarga (ayat 22-24). Si anak “badung” ini kembali menerima belas kasihan, dan menerima pengampunan sang ayah. Jika sang ayah bersedia mengampuni, tapi si anak tak mau kembali, tak mungkin terjadi rekonsiliasi. Reuni dengan keluarga membawa kebahagiaan.

                Ini bukan saja cerita dalam Alkitab, berapa banyak orang tua terluka karena anak terhilang dalam keluarga. Banyak anak merasa di rumah dikekang, ingin mencari kebebasan, tapi di tempat yang salah. Namun seringkali terjadi dilema, bertahan di luar menderita, pulang merasa malu. Begitu banyak orang tua pun ikut menderita akan ulah “prodigal son” atau “prodigal daughter.
                Yang paling membuat duka yang mendalam, ketika sang anak terhilang dalam iman. Padahal sebelumnya anak sekolah minggu atau remaja gereja yang baik. Setelah ia merasa mandiri, mulai unjuk gigi, bersahabat dengan teman yang salah (1 Korintus 15:33-34), lepas kendali, jadilah anak yang tehilang. Yang membuat lebih parah, adalah karena berusaha menjauh dari keluarga. Ketika menjauh semakin terisolasi dalam relasi.
                Namun selalu ada pengharapan dari orang tua, doa orang tua tak sia-sia. Dan kita belajar dari sang bapa dari kisah anak terhilang ini. Sang Bapa:

  • Menanti (ayat 20).
  • Mengampuni
  • Menerima kembali (ayat 22) tanpa mengungkit-ungkit.
  • Memperlakukan dengan baik.
  • Membangun relasi kembali

                Jika sang ayah tak memiliki 5 sikap di atas, tak mungkin terjadi relasi yang dipulihkan. Hal yang sangat krusial adalah sang ayah mengampuni. Namun pengampunan selalu melibatkan dua pihak. Jika sang anak tak mengakui kesalahannya dan mau minta maaf dan kembali tak akan terjadi rekonsiliasi. Jika sang ayah berkeras hati, karena sudah terlukai, dan menolak anak ini, tak mungkin terjadi rekonsiliasi.
                Pengakuan membawa pengampunan dan pengampunan membawa pemulihan. Pemulihan membawa perubahan yang radikal. Kisah Billy Graham banyak menginspirasi orang tua yang merasa hopeless dan helpless dengan anak-anak yang memberontak (rebellious).  Putra dan putrinya sempat meninggalkan orang tuanya. Billy dan Ruth Graham tak pernah berhenti berharap dan berdoa. Singkatnya, anak-anaknya kembali. Sang putri bercerita di Gedung Putih, Washinton,  ketika jasad sang ayah disemayamkan dan orang-orang terkenal menghadiri upacara kedukaan. Sang putri mengisahkan, betapa ia merasa malu, ketika beberapa kali menikah dan cerai, dan ingin pulang ke rumah, ia berpikir, pasti orang tuanya tak akan menerima kembali. Namun Billy, seperti ayah di kisah Alkitab, menanti sang putri, dan ketika melihat putrinya pulang ke rumah, ia hanya berkata, “Welcome home!” Itulah yang mengubah putri Billy Graham, ia sekarang menjadi pembicara dan penulis terkenal di USA.

RENUNGKAN
Adakah pengampunan yang selama ini belum kita berikan kepada anak atau saudara yang telah melukai kita dalam keluarga?

SHARINGKAN
Bagikanlah pengalaman yang terjadi ketika Saudara berhasil mengampuni orang-orang yang telah melukai Saudara baik sebagai orang tua atau saudara kandung? Apa yang terjadi dan bagaimana dampaknya bagi keluarga?

POWER STATEMENT

ANUGERAH DAN PENGAMPUNAN BERJALAN BERSAMAAN DAN HAL ITU DIBERIKAN KEPADA ORANG YANG KITA ANGGAP TAK LAYAK MENERIMANYA


Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF. 

No comments:

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...