Thursday, May 16, 2019

HATI ALLAH BAGI YANG BERDOSA


Nats:
Yohanes 4:1-9

Ayat Mas:
Sebab kamu masih ingat, saudara-saudara, akan usaha dan jerih lelah kami. Sementara kami bekerja siang malam, supaya jangan menjadi beban bagi siapapun juga di antara kamu, kami memberitakan Injil Allah kepada kamu.” (1 Tesalonika 2:9)

PENDALAMAN
                Sisi kemanusiaan Kristus digambarkan dengan jelas oleh Yohanes, “Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu duduk di pinggir sumur” (Yohanes 4:6). Dalam keadaan seperti ini, Yesus seharusnya relax dan tak diganggu oleh siapapun. Namun, kenyataannya tidak. Yesus menjangkau dan menembus hati yang paling dalam dari seorang perempuan berdosa. Ia berusaha menjangkau orang lain ketika Ia sendiri di dalam kelelahan secara fisik karena Ia memiliki hati yang melayani.
                Teladan Kristus mengajarkan kita semua bahwa hati yang melayani adalah hati yang bekerja. Paulus terus bekerja untuk memberitakan Injil. Martin Luther ketika menuju tempat tidur, ia langsung tertidur karena kelelahan. D.L. Moody berdoa dengan jujur di tempat tidurnya, “Tuhan, aku lelah!” John Wesley menempuh perjalanan 60 sampai 70 miles per hari dan rata-rata berkhotbah 3 kali sehari.
                Setiap keputusan yang kita ambil menentukan dan menunjukkan jenis hati kita. Hati yang sempit, meskipun aman dan terlindungi, tak pernah memberi sumbangsih apapun. Tak ada seorang pun yang merasakan berkatnya, dari orang yang punya simpati terbatas dan visi yang sempit. Di sisi lain, hati yang melayani, adalah hati yang paling mengerti apa yang membuatnya sukacita dan jejak apa yang ditinggalkan di dunia. Menabur ketulian, kita tak dapat mendengar dukanya dunia dan sekaligus simponi Allah yang mulia. Kita menanam kebutaan, kita tak dapat melihat keburukan dosa dan sekaligus tak bisa melihat keindahan ciptaan Allah. Membatasi hati yang kecil, kita merasa nyaman dengan perahu berlayar, tapi tak bisa merasakan hembusan angin Roh kudus yang membuat perahu iman kita berlayar dan berlabuh ke tempat yang tepat.  Kisah Tuhan Yesus dengan perempuan Samaria memberikan kita gambaran dari hati yang tersentuh dan mau melayani orang berdosa.
                Hati yang melayani adalah hati yang luas yang tetap melayani meski lelah. Hati yang melayani dipenuhi kasih yang mendobrak berbagai halangan kehidupan dan berusaha menjangkau orang lain. Hati yang melayani adalah gabungan dari potensi ilahi dan sisi manusiawi yang selalu berusaha mengasihi, meskipun mungkin telah tersakiti.

Jenis hati yang seperti  apakah yang kita miliki? Meski kita lelah, adakah kita memiliki hati yang tetap melayani? Atau, adakah saat-saat kita berpikir kita ingin berhenti melayani?

Tetaplah mengakui kelelahan kita di hadapan Allah, mintalah kekuatan baru di dalam anugerah-Nya dan jangan pernah menyerah tapi berserah!

Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.

No comments:

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...