Nats:
Yohanes
13:1-17
Ayat Mas:
“Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada
kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” (Yohanes 13:15)
PENDALAMAN:
Prolog yang meneguhkan dan
meneduhkan bahwa Sang Guru Yang Agung begitu mengasihi para
murid-Nya,
“Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka
sampai kepada kesudahannya” (Yohanes 13:1) Tindakan yang tidak dimengerti para murid, ketika Yesus membasuh
kaki murid-murid-Nya, termasuk kaki dua murid yang akan mengkhianati-Nya. Petrus bertanya dengan penuh keraguan,”Tuhan,
Engkau hendak membasuh kakiku?” Hanya Petrus yang paling berani bertanya lebih
dahulu dari murid lainnya. Di tengah percakapan, Yesus hanya mengingatkan,
“Tidak semua kamu bersih!”
Apa yang Yesus lakukan di Kamis
malam itu? Pekerjaan membasuh kaki adalah pekerjaan yang rendah yang seharusnya
dilakukan seorang hamba. Memang sangat perlu para tamu dibasuh kakinya, setelah
perjalanan jauh, kaki-kaki yang penuh debu dan kotoran. Ketika perjamuan telah
disiapkan, makanan terhidang di meja, dan murid-murid siap bersantap bersama.
Yesus mengambil tindakan yang radikal – membasuh
kaki para murid.
Jika para murid mau sedikit
rendah hati dan merasa tak layak dan membiarkan Sang Guru yang membasuh, mereka
mungkin saling melempar:
- Aku sudah lebih dahulu mengerjakan yang lain, giliran Matius sekarang yang harus melakukannya!
- Petrus dan Yohanes sudah mengerjakan yang lain, harusnya murid yang lain kerjakan.
- Murid lain berkata, “Bagianku adalah mendampingi Yesus! Aku lebih rohani dari kalian!”
Yesus tak menunggu di tengah para murid yang mungkin sedang saling
tunggu. Ia yang melakukannya. Tak ada murid yang berinisiatif, Yesus yang
memulainya. Ia memberikan teladan! Para murid nampaknya tidak keberatan ketika
kaki mereka dibasuh oleh Yesus, tetapi sepertinya mereka keberatan untuk
membasuh kaki murid yang lain. Karena terbukti membiarkan Yesus melakukannya
untuk mereka.
“Tidak semua kamu bersih”
menunjukkan kondisi hati para murid. Tuhan Yesus tahu dan mengenal jelas “hati” para murid: ada hati yang
menyangkal, hati yang bersungut-sungut, hati yang membandingkan, hati yang
merasa superior, merasa lebih hebat dari yang lain, hati yang ragu bahkan hati
yang akan berkhianat! Kondisi hati yang dibersihkan lebih penting
dari sekadar kaki yang dibasuh!
Sesungguhnya Yesus sedang mengajak para murid merenungkan, “It’s not about serving, It’s about loving.” Kita
bisa saja melayani tanpa kasih, tapi seorang murid yang mengasihi Yesus, ia
ingin selalu melayani dan menyenangkan hati Sang Guru Yang Agung.
Dalam pelayanan kita sering
berdebat, berargumentasi, bahkan sepertinya merasa ide kita lebih baik dari yang lain. Namun, adakah kita membawa hati
yang bersih untuk Yesus?
Apa yang lebih dahulu kita minta jika Tuhan akan
menawarkan untuk membasuh diri dan hidup kita?
Mari kita terus memohon Anugerah Tuhan untuk
membersihkan, menyucikan dan memurnikan hati kita supaya hidup dan pelayanan
kita bersih bagi-Nya.
Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.
No comments:
Post a Comment