Nats:
Yohanes 21:15-23
Ayat Mas:
“Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa
aku mengasihi Engkau.” (Yohanes 21:17)
PENDALAMAN
Kisah yang sangat dramatis di
tengah api unggun di tepi pantai Tiberias, ketika Yesus membakar emosi Petrus
dengan pertanyaan yang diulang untuk meneguhkan kasih Petrus kepada Yesus.
Petrus yang mengasihi Yesus dengan sepenuh hati, dan mengatakannya setelah ia
mengalami restorasi (pembaharuan) dan mewakili pernyataan semua orang percaya
sebagai prioritas tertinggi dalam hidup, yaitu –
mengasihi Tuhan! Kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal
budi, serta kekuatan kita. Hidup kita, pelayanan kita, perbuatan baik kita tak
ada artinya tanpa kasih sejati kita kepada Allah.
Setelah melihat hidup Petrus
yang telah diperbaharui, kita dapat melihat prioritasnya diperjelas dan
diperluas. Pembuktian kasihnya yang tulus kepada Kristus adalah pelayanannya
yang serius kepada Kristus. Petrus bukan hanya mengalami tiga bentuk
pembaharuan, tetap tiga amanat yang agung: “Gembalakanlah domba-domba-Ku” (Yohanes 21:15), “Peliharalah domba-domba-Ku” (Yohanes 21:16), “Berilah
makan domba-domba-Ku” (Yohanes 21:17) – Terjemahan yang lebih jelas
dalam Bahasa Inggris (silakan lihat Bahan Komit 19 Mei 2019).
Kent Hughes, dalam tafsirannya
tentang Injil Yohanes untuk bagian ini, memaparkan:
-
Hidup yang Melayani adalah Hidup yang Sulit (Yohanes 21:18-19)
Melayani Kristus adalah hidup yang penuh risiko
dan harus membayar harga. Kristus secara eksplisit menyatakan bahwa ketika
Petrus akan melayani Kristus harus siap menghadapi kehidupan yang sulit, harus
siap direndahkan dan disalibkan sama seperti Kristus (mungkin “penyaliban” di
sini dapat diartikan juga “penyaliban ego” bagi para pengikut-Nya).
-
Hidup yang Melayani adalah Hidup yang Unik (Yohanes 21:20-22)
Yesus terus mengarahkan Petrus untuk fokus
pada panggilan Kristus yang unik pada dirinya, tak usah membandingkan dengan
yang lain. Kristus bukan mengajar Petrus untuk tak peduli dengan yang lain,
tetapi sedang mengingatkan untuk tidak punya kebiasaan yang tak sehat dengan
mengukur keberhasilan pelayanan dengan membandingkan dengan yang lain. Kelayakan
dan keefektifan kita melayani tidak ditentukan dengan perbandingan dengan murid
lain, tetapi semata-mata kebaikan Tuhan.
-
Hidup yang melayani adalah Hidup yang Mengikuti Yesus (Yohanes 21:19,22)
Bagaimanapun situasi kita saat ini, Kristus
memanggil kita, “Ikutlah Aku!” Tuhan Yesus pernah memanggil Petrus, “ikutlah
Aku!” mengamatinya sewaktu menangkap ikan. Petrus telah menyaksikan penderitaan
Yesus di Golgota. Ia telah menyangkal Yesus. Namun, sekarang ia telah
belajar mengikuti Yesus. Bagi kita orang Kristen baru atau murid Kristus yang
telah lama, perintah ini tetap sama, “Ikutlah Aku!” dan “Apakah engkau
mengasihi Aku?”
Apa bukti kita sudah mengasihi Kristus?
Mari kita memohon
anugerah Tuhan agar fokus kita kepada Kristus, bukan pada yang lain atau pada orang lain.
Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.
No comments:
Post a Comment