Monday, May 13, 2019

KETIKA ALLAH MENYATAKAN KASIHNYA YANG AGUNG



Nats:
Yohanes 3:9-21

Ayat Mas:
For God so loved the world, that He gave His only Son, that whoever believes in Him should not perish but have eternal life” (John 3:16, ESV)/(Yohanes 3:16).

PENDALAMAN
                Seorang tokoh agama berhadapan muka dengan muka, dan Tuhan Yesus mengkonfrontasi dia dengan iman yang tak dapat dikompromi. Itulah Nikodemus. Percakapan  Nikodemus dengan Yesus masih relevan untuk hari ini. Istilah “lahir baru” sering disalahmengerti atau disalahartikan. Sejatinya, jika seseorang mengalami lahir baru, ada pertobatan radikal, karya radikal dari Roh Kudus dalam kehidupan orang bersangkutan, dan adanya perubahan radikal sehingga seluruh keberadaan hidupnya masuk dalam kehidupan baru. Hasilnya: sesuatu yang bisa dirasakan – bisa dilihat!
                Yohanes 3:16 menunjukkan kebesaran Allah dalam kasih-Nya. Itulah “jantung” dari Injil! Dan kasih Allah yang besar itu membawa hasil yang besar, yaitu kehidupan yang kekal.  Bishop Westcott mengatakan, “Kita masuk dalam kehidupan kekal – sekarang, karena “Allah begitu mengasihi” yang Ia tawarkan kepada dunia. Kata “dunia” (cosmos) muncul 186 kali dalam Bahasa Yunani Perjanjian Baru dan selalu berkonotasi tentang dosa. Luar biasa – Allah mengasihi dunia yang berdosa!
Kent Hughes menjabarkan Yohanes 3:16 dengan sangat indah:
God                                       The greatest Lover  (Allah—Sang Pengasih Teragung)
so loved                               The greatest degree (begitu mengasihi–tingkatan teragung)
the world                             The greatest company (dunia–objek yang terbesar)
that He gave                      The greatest act (Ia memberikan–tindakan terbesar)
His only Son                      The greatest gift (AnakNya yang tunggal–pemberian teragung)
that whoever                     The greatest opportunity (barangsiapa–kesempatan terbesar)
believes                              The greatest simplicity (percaya–kesederhanaan teragung)
in Him                                 The greatest attraction ( di dalam Dia–daya tarik teragung)
should not perish             The greatest promise (tidak binasa–janji teragung)
but                                       The greatest difference (tetapi–perbedaan terbesar)
have                                    The greatest certainty (memiliki–kepastian terbesar)
eternal life                         The greatest possession (kehidupan kekal—kepemilikan teragung)
Ya, di dalam Dia, kita memiliki Hidup yang kekal!
                Firman TUHAN dalam Yesaya 45:22, “Berpalinglah kepada-Ku dan biarkanlah dirimu diselamatkan, hai ujung-ujung bumi! Sebab Akulah Allah dan tidak ada yang lain.”

Bagaimana Anda merespons karya Allah yang teragung di dalam tindakan keselamatan yang diberikan kepada Anda?

Berdoalah agar  orang-orang  yang belum di dalam Kristus merespons “tawaran” Allah yang penuh kasih.

Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.

Saturday, May 11, 2019

MENGIRINGMU DENGAN HIDUPKU DAN MELAYANIMU DENGAN KASIHKU


Nats:
Yohanes 21:15-23

Ayat Mas:
“Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” (Yohanes 21:17)

PENDALAMAN
                Kisah yang sangat dramatis di tengah api unggun di tepi pantai Tiberias, ketika Yesus membakar emosi Petrus dengan pertanyaan yang diulang untuk meneguhkan kasih Petrus kepada Yesus. Petrus yang mengasihi Yesus dengan sepenuh hati, dan mengatakannya setelah ia mengalami restorasi (pembaharuan) dan mewakili pernyataan semua orang percaya sebagai prioritas tertinggi dalam hidup, yaitu – mengasihi Tuhan! Kita harus mengasihi Allah dengan segenap hati, jiwa, akal budi, serta kekuatan kita. Hidup kita, pelayanan kita, perbuatan baik kita tak ada artinya tanpa kasih sejati kita kepada Allah.
                Setelah melihat hidup Petrus yang telah diperbaharui, kita dapat melihat prioritasnya diperjelas dan diperluas. Pembuktian kasihnya yang tulus kepada Kristus adalah pelayanannya yang serius kepada Kristus. Petrus bukan hanya mengalami tiga bentuk pembaharuan, tetap tiga amanat yang agung: “Gembalakanlah domba-domba-Ku” (Yohanes 21:15), Peliharalah domba-domba-Ku (Yohanes 21:16), “Berilah makan domba-domba-Ku” (Yohanes 21:17) – Terjemahan yang lebih jelas dalam Bahasa Inggris (silakan lihat Bahan Komit 19 Mei 2019).
                Kent Hughes, dalam tafsirannya tentang Injil Yohanes untuk bagian ini, memaparkan:
-         Hidup yang Melayani adalah Hidup yang Sulit (Yohanes 21:18-19)
Melayani Kristus adalah hidup yang penuh risiko dan harus membayar harga. Kristus secara eksplisit menyatakan bahwa ketika Petrus akan melayani Kristus harus siap menghadapi kehidupan yang sulit, harus siap direndahkan dan disalibkan sama seperti Kristus (mungkin “penyaliban” di sini dapat diartikan juga “penyaliban ego” bagi para pengikut-Nya).
-         Hidup yang Melayani adalah Hidup yang Unik (Yohanes 21:20-22)
Yesus terus mengarahkan Petrus untuk fokus pada panggilan Kristus yang unik pada dirinya, tak usah membandingkan dengan yang lain. Kristus bukan mengajar Petrus untuk tak peduli dengan yang lain, tetapi sedang mengingatkan untuk tidak punya kebiasaan yang tak sehat dengan mengukur keberhasilan pelayanan dengan membandingkan dengan yang lain. Kelayakan dan keefektifan kita melayani tidak ditentukan dengan perbandingan dengan murid lain, tetapi semata-mata kebaikan Tuhan.
-         Hidup yang melayani adalah Hidup yang Mengikuti Yesus (Yohanes 21:19,22)
Bagaimanapun situasi kita saat ini, Kristus memanggil kita, “Ikutlah Aku!” Tuhan Yesus pernah memanggil Petrus, “ikutlah Aku!” mengamatinya sewaktu menangkap ikan. Petrus telah menyaksikan penderitaan Yesus di Golgota. Ia telah menyangkal Yesus. Namun, sekarang ia telah belajar mengikuti Yesus. Bagi kita orang Kristen baru atau murid Kristus yang telah lama, perintah ini tetap sama, “Ikutlah Aku!” dan “Apakah engkau mengasihi Aku?”

Apa bukti kita sudah mengasihi Kristus?

Mari kita memohon anugerah Tuhan agar fokus kita kepada Kristus, bukan pada yang lain atau pada orang lain.

Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.

Friday, May 10, 2019

KAKI YANG KOTOR TAPI HATI YANG BERSIH


Nats:
Yohanes 13:1-17

Ayat Mas:
Sebab Aku telah memberikan suatu teladan kepada kamu, supaya kamu juga berbuat sama seperti yang telah Kuperbuat kepadamu.” (Yohanes 13:15)

PENDALAMAN:
          Prolog yang meneguhkan dan meneduhkan bahwa Sang  Guru  Yang Agung begitu mengasihi  para murid-Nya, “Sama seperti Ia senantiasa mengasihi murid-murid-Nya demikianlah sekarang Ia mengasihi mereka sampai kepada kesudahannya” (Yohanes 13:1) Tindakan yang tidak dimengerti para murid, ketika Yesus membasuh kaki murid-murid-Nya, termasuk kaki dua murid yang akan mengkhianati-Nya.  Petrus bertanya dengan penuh keraguan,”Tuhan, Engkau hendak membasuh kakiku?” Hanya Petrus yang paling berani bertanya lebih dahulu dari murid lainnya. Di tengah percakapan, Yesus hanya mengingatkan, “Tidak semua kamu bersih!”
                Apa yang Yesus lakukan di Kamis malam itu? Pekerjaan membasuh kaki adalah pekerjaan yang rendah yang seharusnya dilakukan seorang hamba. Memang sangat perlu para tamu dibasuh kakinya, setelah perjalanan jauh, kaki-kaki yang penuh debu dan kotoran. Ketika perjamuan telah disiapkan, makanan terhidang di meja, dan murid-murid siap bersantap bersama. Yesus mengambil tindakan yang radikal – membasuh kaki para murid.
                Jika para murid mau sedikit rendah hati dan merasa tak layak dan membiarkan Sang Guru yang membasuh, mereka mungkin saling melempar:

  • Aku sudah lebih dahulu mengerjakan yang lain, giliran Matius sekarang yang harus melakukannya!
  • Petrus dan Yohanes sudah mengerjakan yang lain, harusnya murid yang lain kerjakan.
  • Murid lain berkata, “Bagianku adalah mendampingi Yesus! Aku lebih rohani dari kalian!

Yesus tak menunggu di tengah para murid yang mungkin sedang saling tunggu. Ia yang melakukannya. Tak ada murid yang berinisiatif, Yesus yang memulainya. Ia memberikan teladan! Para murid nampaknya tidak keberatan ketika kaki mereka dibasuh oleh Yesus, tetapi sepertinya mereka keberatan untuk membasuh kaki murid yang lain. Karena terbukti membiarkan Yesus melakukannya untuk mereka.
                “Tidak semua kamu bersih” menunjukkan kondisi hati para murid. Tuhan Yesus tahu dan mengenal jelas hati para murid: ada hati yang menyangkal, hati yang bersungut-sungut, hati yang membandingkan, hati yang merasa superior, merasa lebih hebat dari yang lain, hati yang ragu bahkan hati yang akan berkhianat!  Kondisi hati yang dibersihkan lebih penting dari sekadar kaki yang dibasuh!
Sesungguhnya Yesus sedang mengajak para murid merenungkan, “It’s not about serving, It’s about loving.  Kita bisa saja melayani tanpa kasih, tapi seorang murid yang mengasihi Yesus, ia ingin selalu melayani dan menyenangkan hati Sang Guru Yang Agung.
                Dalam pelayanan kita sering berdebat, berargumentasi, bahkan sepertinya merasa  ide kita lebih baik dari yang lain. Namun, adakah kita membawa hati yang bersih untuk Yesus?

Apa yang lebih dahulu kita minta jika Tuhan akan menawarkan untuk membasuh diri dan hidup kita?

Mari kita terus memohon Anugerah Tuhan untuk membersihkan, menyucikan dan memurnikan hati kita supaya hidup dan pelayanan kita bersih bagi-Nya.

Ditulis oleh:
Ps. Drs. Dedy Sutendi, M.Div., MAPCC., MASF.

SIBUK BELUM TENTU BAIK, DIAM TAK SELALU BURUK

Nats:  Lukas 10:38-42 “Tetapi hanya satu saja yang perlu: Maria telah memilih bagian yang terbaik, yang tidak akan diambil dari padanya.”  (...